Senin, 13 April 2009

KOALISI = BAGI-BAGI JATAH MENTERI

Partai Demokrat Berjaya. Semua hasil quick count dari berbagai lembaga survey menempatkan Partai Demokrat di posisi puncak , pada klesemen hasil perhitungan Pemilu legislatif 2009 dengan 20 persen lebih. Sementara Partai Golkar dan PDIP diposisi kedua- ketiga, dengan perolehan suara antara 14 – 15 persen meskipun belum pasti mana yang lebih unggul. Meskipun baru hasil quick count tetapi sebagaimana pengalaman, hasil KPU tak akan jauh dari itu.

Dengan perolehan suara 20 persen lebih, berarti Partai Demokrat telah memenuhi persyaratan untuk mengajukan Calon Presiden sendiri, tanpa harus melakukan koalisi. Tetapi realitas Politik, mengharuskan Partai Demokrat melakukan koalisi, untuk melancarkan berbagai kebijakan, agar mendapat dukungan di parlemen. Jika hanya sendirian 20 persen, bisa-bisa nanti akan dikeroyok di DPR, setiap hendak melakukan suatu kebijakan. Ini karena saat ini posisi DPR yang teramat kuat. Hampir seluruh kegiatan pemerintahan, selalu harus diputuskan atau mendapatkan persetujuan dari DPR.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendapatkan suara sekitar 7-8 persen dari versi quick count, se jak awal kampanye telah bersemangat menjalin koalisi dengan Partai Demokrat. Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapat 5 persen suara dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mendapat sekitar 5 persen suara, belakangan juga dekat dengan Partai Demokrat. Kalau menghitung jumlah keempatnya, total 37 persen, masih kurang jika untuk memenangkan parlemen, minimal 51 persen kursi DPR harus ditangan jika ingin memerintah dengan lancar.


Kemanakah Golkar?

Golkar yang kali ini hanya mendapatkan sekitar 15 persen, berada dalam posisi yang paling terpuruk. Baru kali ini berada posisi di bawah 20 persen. Secara kelembagaan bisa dibilang Golkar gagal mempertahankan kedigdayaannya selama ini. Tetapi kalau toh misalnya berada di atas Partai Demokrat sekalipun, apakah Golkar akan mengajukan Calon Presiden sendiri? Jawabannya adalah belum tentu. Karena tingkat elektiabilitas JK jauh dari SBY, sementara calon lain seperti Suiltan HB X akan sulit mendapat ‘tiket’, selama ketua umum dipegang oleh JK

Meroketnya suara Partai Demokrat dari sekitar 7 persen (2004) ke 20 persen (2009) tak bisa dipungkiri atas andil popularitas SBY. Ditambah lagi faktor incumbent, yang dalam posisi diuntungkan. Dari berbagai survey faktor SBY lah yang menjadi penentu kemenangan Paertai Demokrat. Dan Golkar, yang sebenarnya memiliki konstituen yang mirip dengan PD, tentu saja akan tergerus, demikian pula PDIP.

Golkar , sepanjang sejarah tidak pernah menjadi oposisi dan tak mungkin rela melepaskan jatah kekuasaan. Maka dipastikan Golkar akan tetap sharing dengan pemegang kekuasaan, yang tidak lain adalah SBY, yang kemungkinan besar akan menjadi presiden mendatang.



Langkah koalisi, adalah hal yang harus dilakukan. Sebagaimana sebelumnya, arah koalisi ini dikonkritkan dengan pembagian jatah Wakil Presiden dan kursi menteri. Hitungannya, tentu akan dikaitkan dengan jumlah perolehen suara atau kursi. Sebagai pemegang kursi kekuasaan hitung-hitungan secara matematis ini mutlak diperlukan agar terjadi keadilan. (Siane Indriani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar